Tulisan dokter yang tidak dapat dibaca sudah menjadi suatu hal yang tidak dapat dipungkiri lagi. Sekarang ini, tulisan dokter sudah identik dengan tulisan cakar ayam, sehingga tidak sedikit tulisan dokter yang sulit dibaca oleh orang awam, bahkan oleh apoteker sekalipun kadang-kadang masih sulit dibaca.
Hal tersebut bukanlah masalah kecil, tetapi ini merupakan masalah global yang sudah merenggut nyawa jutaan orang di dunia. 7000 pasien meninggal setiap tahunnya, nilai tersebut adalah nilai yang tercatat, bagaimana dengan yang tidak. Kesalahan pembacaan kertas resep sedikit saja dapat menyebabkan kematian, misalnya dosis 1 milligram, terbaca microgram akan terjadi selisih perbandingan 1000 kali.
Kebiasaan dari dokter merupakan masalah utama dari tulisan yang tidak dapat dibaca, seperti menulis dengan sangat cepat baik saat masih di bangku kuliah maupun saat memberikan resep. Keluhan dari pasien pun sudah banyak sekali.
Jadi, bagaimanakah solusi yang tepat? Yang dapat mengurangi angka kematian akibat kesalahan pembacaan resep?
Berikut adalah beberapa solusi yang mungkin dapat diterapkan.
- Dokter diharuskan mengikuti kursus menulis jika mendapat kategori tulisan yang tidak terbaca.
- Dokter menyewa Asisten atau meminta bantuan Mahasiswa kedokteran atau keperawatan untuk membantu menuliskan resep sewaktu praktek.
- Rumah Sakit menyediakan fasilitas teknologi informasi seperti komputer; agar penulisan resep dilakukan secara digital.
- Ditetapkan peraturan yang lebih tegas tentang kejelasan tulisan dokter.
Pada hakekatnya, kejelasan tulisan dokter pada kertas resep tergantung kepada dokter yang bersangkutan. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh kebiasaan dan kemauan untuk memperbaiki diri. Usaha untuk meningkatkan kejelasan tulisan akan mengurangi tingkat kejadian human error berupa malinterpretasi yang dapat berakibat buruk untuk pasien.
1 komentar:
Topik ini cukup menarik. Yang saya lihat selama ini sebagian tulisan dokter dari zaman ke zaman sudah seperti adat yang turun temurun. Lebih parah lagi saya pernah melihat resep yang tulisannya seperti sebuah garis yang diukir oleh anak kecil yang baru memulai belajar menulis. Saya sebagai seorang asisten apoteker juga kecewa karena saat penuh dengan pasien,kami akan kerepotan untuk menelepon kembali ke dokter tersebut, apalagi terkadang tidak ditulis telp dokter, hanya ada telp RS. Terima kasih sekali untuk Anda yang telah ikut memperhatikan masalah ini. Saran saya, jika bisa, Anda tuliskan ide-ide yang dapat membantu memecahkan masalah ini dan mengaplikasikannya ke hukum pemerintah.
Posting Komentar